Bangladesh Tidak Jadi Buka Pantai Khusus Wanita setelah Dapat Protes Keras
By Nad
nusakini.com - Internasional - Pihak berwenang di Bangladesh telah membatalkan keputusan mereka untuk membuka pantai khusus wanita setelah menghadapi tuduhan bahwa mereka menjadi kaki tangan kelompok Islam garis keras.
Pada hari Kamis para pejabat telah membuka bagian 150m Pantai Cox's Bazar khusus untuk wanita dan anak-anak, tetapi beberapa jam kemudian mengumumkan bahwa mereka membatalkan ide tersebut.
Keputusan untuk memisahkan pantai ini dibuat menyusul permintaan dari beberapa wanita, kata para pejabat.
Bangladesh adalah negara mayoritas Muslim dan sebagian besar tetap konservatif.
"(Para wanita) meminta bagian pantai khusus untuk diri mereka sendiri, karena mereka merasa malu dan tidak aman di tempat yang ramai," Abu Sufian, seorang pejabat senior di Cox's Bazar, mengatakan kepada AFP.
Perpindahan ke bagian lepas pantai juga terjadi setelah berita pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang wanita di Cox's Bazar pekan lalu mengejutkan negara itu, memicu protes atas keselamatan perempuan di daerah tersebut.
Namun keputusan tersebut memicu kegemparan di media sosial. Kritikus menuduh pemerintah menyetujui kelompok Islam garis keras, yang baru-baru ini mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut pemisahan gender di tempat kerja dan pabrik.
Seorang komentator menggambarkan pemisahan pantai sebagai "Talibistan," mengacu pada kelompok Islam Taliban yang dalam beberapa bulan terakhir mengekang hak-hak perempuan di Afghanistan.
Cox's Bazar di Bangladesh adalah pantai laut alami terpanjang di dunia, dan tujuan wisata populer di negara ini.
Ratusan ribu kunjungan di daerah tersebut selama periode perayaan, dan sektor pariwisata telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.